RUMAH ADAT MAULANI JAWA BARAT
Rumah adat ini merupakan rumah yang pernah ditinggali oleh
Hasan Maulani. Tokoh ini hidup sezaman dengan Pangeran Diponegoro sekitar abad
ke-19. beliau berasal dari Cirebon. Beliau merupakan tokoh yang penting dalam
peng-Islaman di daerah ini dan juga merupakan tokoh yang anti-kolonial. Beliau
menetap di daerah ini dan menyebarkan agama Islam dengan membuka pesantren
sebagai salah satu strateginya. Sikapnya yang antikolonial Belanda
mengakibatkan beliau ditangkap dan selanjutnya menjalani pengasingan hingga
meninggal dan dimakamkan di daerah Manado, Sulawesi Utara .
Rumah adat
ini menyimpan beberapa koleksi peninggalan milik Hasan Maulani berupa keris,
tongkat, terompah dan kitab berhuruf Arab Pegon tulisan tangan beliau.
RUMAH ADAT MAULANI JAWA BARAT
Jolopong rumah adat Sunda
Rumah
adat Sunda memiliki nilai filosofis yang sangat mendalam, nama-nama suhunanrumah
adat Sunda ditujukan untuk menghormati alam di sekitarnya. Hampir di setiap
bangunan rumah adat Sunda Dari alam. Hal inilah yang masih dipertahankan oleh
masyarakat Sunda di kampung Naga Tasikmalaya.
Material yang digunakan
rumah adat Sunda menggunakan pasak dari kayu dan bambu untuk penguat antar
tiang, sedangkan bagian atapnya menggunakan ijuk bukan genting, dindingnya
terbuat dari bilik bambu dan lantai panggung
dari palupuh atau
papan kayu.,menurut masyarak Kampung naga tasikmalaya kareana ingin menjaga
budaya dan tradisi nenek moyang / leluhur mereka.
Rumah Adat Kasepuhan
Rumah Adat Kasepuhan
RUMAH adat ini yang berasal dari
provinsi Jawa Barat. Rumah adat Kasepuhan disebut juga dengna Keraton
Kasepuhan. Didirikan oleh Pangeran Cakrabuana sekitar tahun 1529. Beliau
merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran. Keraton ini merupakan
perluasan dari Keraton Pakungwati, yang merupakan keraton yang telah ada
sebelumnya.
1. Pintu Gerbang Utama
Terdapat dua
pintu gerbang yang pertama terletak di sebelah utara, sedangkan yang kedua
berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit berupa
jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut LawangSanga (pintu sembilan). Setelah
melewati Kreteg Pangrawit akan sampai di bagian depan keraton,
di bagian ini terdapat dua bangunan yaituPancaratna dan Pancaniti.
-
Bangunan Pancaratna
Terletak disebelah kiri depan
kompleks arah Barat dan berfungsi sebagai tempat seba atau tempat yang
menghadap para pembesar desa atau kampung yang diterima oleh Demang atau
Wedana.
-
Bangunan
Pangrawit
Bangunan ini terletak di kiri depan
kompleks dengan posisi menghadap arah Utara. Nama Pancaniti berasal dari dua
kata yaitu panca berarti jalan, dan niti yang berarti mata atau raja atau
atasan. Fungsinya sebagai tempat perwira melatih prajurit, tempat istirahat,
dan juga sebagai tempat pengadilan.
-
Halaman Pertama
Setelah melalui Pancaratna dan Pancaniti selanjutnya akan
memasuki halaman pertama. Untuk memasukinya, bisa melewati Gapura Adi atau
Gapura Banteng. Gapura Adi ini berada di utara Siti Inggil. Bangunan Mande Karesmen pada
kompleks keraton Kasepuhan terlihat para Wiyaga (penabuh
gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi penabuhan gong Sekati pada
Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo
(anak dari Ki Empek) duduk paling kanan, Ki Adnani
dan kemudian Ki Encu , Memasuki jalan kompleks Keraton di
sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan ttmbok batakokoh
di sekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam
bahasa Cirebon sehari-harinya adalahlemah duwur yaitu tanah yang
tinggi.
Halaman
pertama merupakan kompleks Siti Inggil dan terdapat beberapa bangunan lagi,
antara lain:
-
Mande
Malang Semirang,
bangunan utama yang terletak di tengah dengan jumlah tiang utama 6 buah yang
melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20
buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat
sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman.
-
Mande
Pendawa Lima,
bangunan di sebelah kiri bangunan utama dengan jumlah tiang penyangga 5 buah
yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi
sultan.
-
Mande
Semar Tinandu, bangunan
di sebelah kanan bangunan utama dengan 2 buah tiang yang melambangkan sua
kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat
Sultan/Penghulu.
-
Mande
Pengiring, bangunan di
belakang bangunan utama yang merupakan tempat para pengiring Sultan
-
Mande
Karasemen, bangunan
disebelah mande pangiring, tempat ini merupakan tempat pengiring
tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk
membunyikan gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali
dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha.
PAKAIAN ADAT JAWA BARAT
PAKAIAN ADAT JAWA BARAT
Jawa Barat memiliki pakaian adat
yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan
perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan. Perbedaannya
mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya
.
Pakaian untuk laki-laki pada umumnya
adalah baju takwa dan celana warna hitam, dilengkapi dengan kain dodot dan
tutup kepala bendo terbuat dari kain batik halus bermotif sama dengan kain
dodot. Untuk kesempatan resmi, pakaian perempuan Priangan dilengkapi dengan
sehelai selendang berwarna sama dengan kebaya dan alas kakinya berupa sandal
selop.
PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :
- Terdiri
dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut
dengan JAS TAKWA.
dengan JAS TAKWA.
- Kain
batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif
bebas.
bebas.
- Celana
panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
- Penutup
kepala / BENDO
- Kalung
- Sebilah
keris yang terselip di belakang pinggang
- Alas
kaki atau selop
- Rantai
kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA
PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT :
- Baju
kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik
- Kain
batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
- Ikat
pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk
mengancangkan kain KEBAT DILEPE
mengancangkan kain KEBAT DILEPE
- Selendang,
biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
- Beberapa
hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala
serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
- Kalung
- Alas
kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos ka kolong bapak satar buleneng
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos ka kolong bapak satar buleneng
Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng
Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng
Blos ka kolong bapak satar buleneng
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos ka kolong bapak satar buleneng
Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng
Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng
Cing Cangkeling merupakan
lagu dari Sunda, Jawa Barat. Arti lagu ini adalah “Cing cangkeling, cing-cing
eling” manusia semua. Manuk (burung) merupakan lambang hati , hati seperti
burung yang bisa terbang kemana dia suka. Hati juga tidak bisa dikekang oleh
apapun dan siapapun.
Manuk cingkleung cineten, bermakna hati yang suka melirik-lirik di sekitarnya itu harus tenang. Jika hati sudah tenang, hati akan masuk ke kolong langit, Blos ka kolong, dan akan mendapatkan Bapa satar.
Satar artinya dunia. Satar merupakan bahasa Sunda kuno yang memiliki arti rendah. Dalam bahasa arab, dunia artinya rendah,adyan. Jika hati sudah tenang, maka akan mendapat dunia yang Bulendeung, yaitu penuh rahmat dan berkah Tuhan.
Manuk cingkleung cineten, bermakna hati yang suka melirik-lirik di sekitarnya itu harus tenang. Jika hati sudah tenang, hati akan masuk ke kolong langit, Blos ka kolong, dan akan mendapatkan Bapa satar.
Satar artinya dunia. Satar merupakan bahasa Sunda kuno yang memiliki arti rendah. Dalam bahasa arab, dunia artinya rendah,adyan. Jika hati sudah tenang, maka akan mendapat dunia yang Bulendeung, yaitu penuh rahmat dan berkah Tuhan.
DAN JAWABARAT JUGA MEMPUNYAI BEBERAPA JENIS TAIAN TRADISI
ONAN DI ANTARANYA :
9 NAMA – NAMA TARIAN DI
JAWA BARAT
1. Tari Topeng
2. Tari MeraK
3. Tari Wayang
4. Tari Ketuk Tilu
5. Tari Jaipong
6. Tari Keurseus
7. Tari Ronggeng Bugis
8. Tari Buyung
9. Tari Sampiung Arum suci blogg
0 komentar:
Post a Comment