Saturday, July 22, 2017

RUMAH ADAT MAULANI JAWA BARAT . BAJU ADAT beserta keteranganya . LAGU ADAT beserta keterangannya Serta 9 lagu tardisionalnya .


RUMAH ADAT MAULANI JAWA BARAT


Rumah adat ini merupakan rumah yang pernah ditinggali oleh Hasan Maulani. Tokoh ini hidup sezaman dengan Pangeran Diponegoro sekitar abad ke-19. beliau berasal dari Cirebon. Beliau merupakan tokoh yang penting dalam peng-Islaman di daerah ini dan juga merupakan tokoh yang anti-kolonial. Beliau menetap di daerah ini dan menyebarkan agama Islam dengan membuka pesantren sebagai salah satu strateginya. Sikapnya yang antikolonial Belanda mengakibatkan beliau ditangkap dan selanjutnya menjalani pengasingan hingga meninggal dan dimakamkan di daerah Manado, Sulawesi Utara .
Rumah adat ini menyimpan beberapa koleksi peninggalan milik Hasan Maulani berupa keris, tongkat, terompah dan kitab berhuruf Arab Pegon tulisan tangan beliau.

RUMAH ADAT MAULANI JAWA BARAT 
Jolopong rumah adat Sunda 
Rumah adat Sunda memiliki nilai filosofis yang sangat mendalam, nama-nama suhunanrumah adat Sunda ditujukan untuk menghormati alam di sekitarnya. Hampir di setiap bangunan rumah adat Sunda Dari alam. Hal inilah yang masih dipertahankan oleh masyarakat Sunda di kampung Naga Tasikmalaya.
Material yang digunakan rumah adat Sunda menggunakan pasak dari kayu dan bambu untuk penguat antar tiang, sedangkan bagian atapnya menggunakan ijuk bukan genting, dindingnya terbuat dari bilik bambu dan lantai panggung dari palupuh atau papan kayu.,menurut masyarak Kampung naga tasikmalaya kareana ingin menjaga budaya dan tradisi nenek moyang / leluhur mereka.

Rumah Adat Kasepuhan

Rumah Adat Kasepuhan
RUMAH adat ini yang berasal dari provinsi Jawa Barat. Rumah adat Kasepuhan disebut juga dengna Keraton Kasepuhan. Didirikan oleh Pangeran Cakrabuana sekitar tahun 1529. Beliau merupakan putra Prabu Siliwangi dari Kerajaan Padjajaran. Keraton ini merupakan perluasan dari Keraton Pakungwati, yang merupakan keraton yang telah ada sebelumnya.


1. Pintu Gerbang Utama
Terdapat dua pintu gerbang yang pertama terletak di sebelah utara, sedangkan yang kedua berada di selatan kompleks. Gerbang utara disebut Kreteg Pangrawit  berupa jembatan, sedangkan di sebelah selatan disebut LawangSanga (pintu sembilan). Setelah melewati Kreteg Pangrawit akan sampai di bagian depan keraton, di bagian ini terdapat dua bangunan yaituPancaratna dan Pancaniti.
-          Bangunan Pancaratna
Terletak disebelah kiri depan kompleks arah Barat dan berfungsi sebagai tempat seba atau tempat yang menghadap para pembesar desa atau kampung yang diterima oleh Demang atau Wedana.
-          Bangunan Pangrawit
Bangunan ini terletak di kiri depan kompleks dengan posisi menghadap arah Utara. Nama Pancaniti berasal dari dua kata yaitu panca berarti jalan, dan niti yang berarti mata atau raja atau atasan. Fungsinya sebagai tempat perwira melatih prajurit, tempat istirahat, dan juga sebagai tempat pengadilan.
-          Halaman Pertama
Setelah melalui Pancaratna dan Pancaniti selanjutnya akan memasuki halaman pertama. Untuk memasukinya, bisa melewati Gapura Adi atau Gapura Banteng. Gapura Adi ini berada di utara Siti Inggil. Bangunan Mande Karesmen pada kompleks keraton Kasepuhan terlihat para Wiyaga (penabuh gamelan) sedang berdiskusi disela-sela prosesi penabuhan gong Sekati pada Idul Fitri 2014, dari jajaran Wiyaga terlihat Ki Waryo (anak dari Ki Empek) duduk paling kanan, Ki Adnani dan kemudian Ki Encu , Memasuki jalan kompleks Keraton di sebelah kiri terdapat bangunan yang cukup tinggi dengan ttmbok batakokoh di sekelilingnya. Bangunan ini bernama Siti Inggil atau dalam bahasa Cirebon sehari-harinya adalahlemah duwur yaitu tanah yang tinggi.
Halaman pertama merupakan kompleks Siti Inggil dan terdapat beberapa bangunan lagi, antara lain:
-          Mande Malang Semirang, bangunan utama yang terletak di tengah dengan jumlah tiang utama 6 buah yang melambangkan rukun iman dan jika dijumlahkan keseluruhan tiangnya berjumlah 20 buah yang melambangkan 20 sifat-sifat Allah SWT. Bangunan ini merupakan tempat sultan melihat latihan keprajuritan atau melihat pelaksanaan hukuman.
-          Mande Pendawa Lima, bangunan di sebelah kiri bangunan utama dengan jumlah tiang penyangga 5 buah yang melambangkan rukun islam. Bangunan ini tempat para pengawal pribadi sultan.
-          Mande Semar Tinandu, bangunan di sebelah kanan bangunan utama dengan 2 buah tiang yang melambangkan sua kalimat Syahadat. Bangunan ini adalah tempat penasehat Sultan/Penghulu.
-          Mande Pengiring, bangunan di belakang bangunan utama yang merupakan tempat para pengiring Sultan
-          Mande Karasemen, bangunan disebelah mande pangiring, tempat ini merupakan tempat pengiring tetabuhan/gamelan. Di bangunan inilah sampai sekarang masih digunakan untuk membunyikan gamelan Sekaten (Gong Sekati), gamelan ini hanya dibunyikan 2 kali dalam setahun yaitu pada saat Idul Fitri dan Idul Adha.
              
 PAKAIAN ADAT JAWA  BARAT

PAKAIAN ADAT JAWA  BARAT
Jawa Barat memiliki pakaian adat yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan. Perbedaannya mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya
.
Pakaian untuk laki-laki pada umumnya adalah baju takwa dan celana warna hitam, dilengkapi dengan kain dodot dan tutup kepala bendo terbuat dari kain batik halus bermotif sama dengan kain dodot. Untuk kesempatan resmi, pakaian perempuan Priangan dilengkapi dengan sehelai selendang berwarna sama dengan kebaya dan alas kakinya berupa sandal selop.


PAKAIAN ADAT PRIA JAWA BARAT :
-        Terdiri dari baju jas dengan kerah menutup leher yang biasa disebut
  dengan JAS TAKWA.
-         Kain batik atau lebih dikenal dengan nama KAIN DODOT dengan motif
   bebas.
-        Celana panjang yang sewarna dengan JAS TAKWA
-         Penutup kepala / BENDO
-         Kalung
-         Sebilah keris yang terselip di belakang pinggang
-         Alas kaki atau selop
-         Rantai kuku macan atau jam rantai sebagai hiasan JAS TAKWA 

 PAKAIAN ADAT WANITA JAWA BARAT : 
-         Baju kebaya motif polos dengan hiasan sulam atau manik-manik
-         Kain batik atau disebut juga KAIN KEBAT DILEPE.
-         Ikat pinggang, biasa disebut BEUBEUR yang fungsinya untuk
   mengancangkan kain KEBAT DILEPE
-         Selendang, biasa disebut KAREMBONG yang berfungsi sebagai pemanis.
-         Beberapa hiasan kembang goyang yang menghiasi bagian atas kepala
   serta rangkaian bunga melati yang menghiasi sanggul rambut
-         Kalung
-         Alas kaki / selop yang warnanya sama dengan warna kebaya 

Cing Cangkeling  ,Jawa Barat
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos ka kolong bapak satar buleneng

Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos ka kolong bapak satar buleneng

Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng

Kleung dengklek buah kopi raranggeuyan
Keun anu dewek ulah pati diheureuyan
Cing cangkeling manuk cingkleung cindeten
Blos kakolong bapak satar buleneng
Cing Cangkeling merupakan lagu dari Sunda, Jawa Barat. Arti lagu ini adalah “Cing cangkeling, cing-cing eling” manusia semua. Manuk (burung) merupakan lambang hati , hati seperti burung yang bisa terbang kemana dia suka. Hati juga tidak bisa dikekang oleh apapun dan siapapun. 
Manuk cingkleung cineten, bermakna hati yang suka melirik-lirik di sekitarnya itu harus tenang. Jika hati sudah tenang, hati akan masuk ke kolong langit, Blos ka kolong, dan akan mendapatkan Bapa satar.
Satar artinya dunia. Satar merupakan bahasa Sunda kuno yang memiliki arti rendah. Dalam bahasa arab, dunia artinya rendah,adyan. Jika hati sudah tenang, maka akan mendapat dunia yang Bulendeung, yaitu penuh rahmat dan berkah Tuhan.
DAN JAWABARAT JUGA MEMPUNYAI BEBERAPA JENIS TAIAN TRADISI ONAN DI ANTARANYA :
9 NAMA – NAMA TARIAN DI JAWA BARAT
1.      Tari Topeng

2.      Tari MeraK

3.      Tari Wayang

4.      Tari Ketuk Tilu

5.      Tari Jaipong

6.      Tari Keurseus

7.      Tari Ronggeng Bugis

8.      Tari Buyung

             9.  Tari Sampiung                                                                           Arum  suci blogg

Ditulis Oleh : Unknown // July 22, 2017
Kategori:

0 komentar: