Rumah adat Jawa Timur
(Joglo)
Rumah adat Jawa Timur (Joglo) masih banyak ditemui di daerah ponorogo. Rumah adat joglo umumnya berbentuk limasan (dara gepak) yang memiliki dua ruangan, yaitu :
Pendopo; Ruang depan
yang digunakan untuk menerima tamu, balai pertemuan, dan upacara-upacara adat.
Ruang belakang yang digunakan untuk kamar tidur dan dapur
Sedangkan
ruang utama rumah adat jawa timur ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
Kamar Kiri (sentong kiwo)
Kamar Tengah (sentong tengan)
Kamar Kanan (sentong tangen)
Rumah
Joglo umumnya terbuat
dari kayu Jati. Sebutan Joglo mengacu pada bentuk
atapnya, mengambil stilasi bentuk sebuah gunung. Stilasi
bentuk gunung bertujuan untuk pengambilan filosofi yang terkandung di
dalamnya dan diberi nama atap Tajug, Tajug Loro. Dalam
kehidupan orang Jawa gunung merupakan sesuatu yang tinggi dan disakralkan dan
banyak dituangkan kedalam berbagai simbol, khususnya untuk simbol-simbol yang
berkenaan dengan sesuatu yang magis atau mistis. karena adanya pengaruh kuat
keyakinan bahwa gunung atau tempat yang tinggi adalah tempat yang dianggap suci
dan tempat tinggal para Dewa. Dalam rumah adat Joglo, umumnya sebelum memasuki
ruang induk kita akan melewati sebuah pintu yang memiliki hiasan sulur
gelung ataumakara. Hiasan ini ditujukan untuk tolak balak,
menolak maksud – maksud jahat dari luar hal ini masih dipengaruhi oleh
kepercayaan animisme
Pakaian adat jawa timur
Pakaian adat jawa timur
Pakaian adat Jawa
Timur biasa disebut dengan Mantenan. Karena biasanya dipakai pada saat
acara perkawinan oleh masyarakat jawa Timur.Selain busana Mantenan, pakaian
khas Madura juga termasuk pakain adat Jawa Timur.
Pakaian khas Madura biasa disebut pesa’an. Pakaian ini
terkesan sederhana karena hanya berupa kaos bergaris merah putih dan celana
longgar. Untuk wanita biasa menggunakan kebaya.
Ciri khas dari kebaya adalah penggunaan kutang polos dengan
warna cerah yang mencolok. Sehingga keindahan tubuh si pemakai akan terlihat
jelas.
ini merupakan nilai
budaya Madura yang sangat menghargai keindahan tubuh.
Warna – warna yang mencolok dan kuat yang dipakai dalam
busana Madura mennjukan karakter orang Madura yang tidak pernah ragu – ragu,
berani, terbuka dan terus terang.
Sedangkan untuk para bangsawan menggunakan jas tutup polos
dengan kain panjang. Lengkap dengan odeng yang menunjukan derajat kebangsawanan
seseorang.
Lambang yang tersirat dalam kancing baju adalah agar orang (Jawa) dalam melakukan semua
tindakannya apapun selalu diniknik, diperhitungkan dengan cermat. Apapun yang
akan dilakukan hendaklah jangan sampai merugikan orang lain, dapat , menjaga
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum.
Ajaran ini tersirat dari sabuk tersebut
adalah bahwa harus bersedia untuk tekun berkarya guna memenuhi kebutuhan
hidupnya. Untuk itulah manusia harus ubed ( bekerja dengan sungguh-sungguh )
dan jangan sampai kerjanya tidak ada hasil Kata sabuk berarti usahakanlah agar
segala yang dilakukan tidak ngebukne. Jadi harus rajin atau ulet
Lirik lagu Cublak-cublak
suweng
Cublak-cublak suweng
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak gempo lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
Suwenge ting gelenter
Mambu ketundung gudhel
Pak gempo lerak-lerek
Sopo ngguyu ndelekakhe
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Sir-sir pong dele kopong
Kesimpulan dari lagu ini kurang lebih
adalah, dalam mencari harta janganlah menuruti hawa nafsu. Semuanya kembali ke
hati nurani yang bersih. Tidak dipengaruhi hawa nafsu, dengan hati nurani akan
lebih mudah menemukannya, tidak tersesat jalan hingga lupa akan etika, dosa dan
alam abadi.
Kita sebagai manusia biasa
yang tercipta dari tanah. Makanya dalam permainan seorang anak harus telungkup
mencium tanah seolah sedang sujud. Hanya manusia biasa yang tak tak tahu
apa-apa. Namun manusia tetap ada hasrat nafsu sebagaimana nabi Adam dikeluarkan
dari surga karena mencium wanita. Manusia mempunyai hasrat nafsu harta, tahta
dan wanita. Dalam lagu daerah ini manusia tetap memenuhi hasratnya untuk
mencari harta (”cublak-cublak suweng”). Namun harta tercecer dimana-mana dan semua orang
pasti menginginkannya
Tari Gandrung Banyuwangi
menggambarkan rasa pesona masyarakat Banyuwangi terhadap Dewi Sri atau Dewi
Padi yang telah membawa kesejahteraan kepada masyarakat. Oleh karena itulah
maka tari Gandrung Banyuwangi ini dahulu biasa dibawakan setelah panen raya.
Tari Reog Ponorogo
Reog Ponorogo merupakan kesenian dan tradisi dari Jawa Timur
yang merupakan seni tari yang dibawakan oleh beberapa orang pemain dengan
penari inti menggunakan topeng kepala singa yang diatasnya terdapat makota
bulu-bulu merak Reog Ponorogo merupakan kesenian dan tradisi dari Jawa Timur yang merupakan
seni tari yang dibawakan oleh beberapa orang pemain dengan penari inti
menggunakan topeng kepala singa yang diatasnya terdapat makota bulu-bulu merak
dengan. Yang unik dari Topeng singa Reog Ponorogo ini adalah bawa penari yang
membawa topeng tersebut mengandalkan kekuatan gigi.
Seni Reog Ponorogo terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita.
Seni Reog Ponorogo terdiri dari 2 sampai 3 tarian pembukaan. Tarian pertama biasanya dibawakan oleh 6-8 pria dengan pakaian serba hitam, dengan muka dipoles warna merah. Para penari ini menggambarkan sosok singa yang pemberani. Berikutnya adalah tarian yang dibawakan oleh 6-8 gadis yang menaiki kuda. Pada reog tradisionil, penari ini biasanya diperankan oleh penari laki-laki yang berpakaian wanita.
Tarian ini dinamakan tari jaran kepang atau jathilan.
Tari Remo
Tari
Remo merupakan tari tradisional yang berasal dari desa Ceweng, kecamatan Diwek,
Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tari Remo merupakan tarian untuk menyambut tamu
kenegaraan, pembukaan acara kesenian dan sebagainya.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini .
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh penari laki – laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini .
Tari
yang di fungsikan untuk mengiringi acara kitanan di daerah Blitar dan
banyuwangi jawa timur karena ada karakter buto yang membuat orang
berduyun duyun melihat tarian unik ini. Alat yang digunakan untuk melakukan tarian ini adalah
berupa jaran atau kuda lumping dengan model buto.
Tari Kuda Lumping
Kuda lumping lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan), dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan, yang memiliki bala tentara.
Arum suci blogg
0 komentar:
Post a Comment