Sunday, July 23, 2017

Rumah adat suku lombok ( BALE ) , Tarian , baju adat , senjata pusaka suku LOMBOK , lengkap beserta makna yang terkandung di dalamnya .

Rumah adat suku lombok ( BALE )

Bale adalah rumah adat dari suku Sasak yang berada di Lombok Tengah. Suku sasak memiliki aturan-aturan untuk membangun rumah, yaitu memilih waktu membangun dan juga lokasi pembangunan karena mereka mempercayai jika tidak mengikuti aturan akan mendapat nasib buruk saat menempati rumah. 
Rumah adat suku Sasak  terdiri dari berbagai macam Bale yang semuanya beratap jerami atau alang –alang dan memiliki fungsi tersendiri, diantaranya :

 Bale Lumbung, Bale lumbung ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat suku sasak dari pulau Lombok. Hal ini disebabkan bentuknya yang sangat unik dan menarik yaitu berupa rumah panggung dengan ujung atap yang runcing kemudian melebar sedikit lalu lurus ke bawah dan bagian bawahnya melebar kembali 

Bale Tani, Rumah ini dihuni oleh suku Sasak yang memiliki pekerjaan sebagai petani. Bale Tani ini memiliki satu pintu masuk yang kecil dan tanpa jendela. Ruangan pada Bale Tani terdiri dari Bale Luar atau disebut juga Sesangkok (serambi) yang digunakan sebagai tempat menerima tamu dan kamar tidur dan juga Bale Dalam yang terbagi lagi menjadi Dalem Bale (kamar) dan Pawon (dapur). Dalem Bale ini khusus digunakan oleh anggota keluarga perempuan, diantaranya tempat menaruh harta berharga, ruang tidur anak gadis, ruang persalinan, dan ruang menaruh jenazah sebelum dikuburkan. Pada dapur terdapat dua tungku untuk memasak yang menempel pada lantai dan sempare yaitu wadah untuk menaruh bahan pangan dan peralatan dapur yang terbuat dari bambu.

Bale Jajar, Bale jajar adalah tempat hunian suku sasak dengan ekonomi menegah ke atas. Bentuknya serupa dengan Bale Tani, perbedaannya terletak pada ruang Dalem Bale yang lebih banyak. Bale Jajar memiliki dua Dalem Bale dan satu serambi (sesangkok) dan ditandai dengan adanya sambi yaitu tempat penyimpanan bahan makanan dan keperluan rumah tangga. 

Berugag Sekepat, , Berugaq sekepat berbentuk seperti saung, yaitu berupa panggung tanpa dinding, beratap alang – alang dan ditopang oleh empat tiang bambu membentuk segi empat. Sekepat ini biasa digunakan untuk menerima tamu karena tradisi sasak tidak menerima sembarang orang ke dalam rumah. Bila pemilik rumah memiliki anak perempuan, sekepat dapat digunakan untuk menerima pemuda yang datang midang (melamar).

Berugag Sekenam Sekenam memiliki  tiang  sebanyak enam buah dan berada di bagian belakang rumah. digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar tata krama, nilai-nilai budaya dan sebagai tempat pertemuan keluarga.

Bale Bonder atau disebut juga Gedeng Pengukuhan memiliki design segi empat bujur sangkar dan ditopang oleh tiang dengan jumlah minimum 9 tiang dan maksimum 18 tiang. Bale Bonder biasanya dihuni oleh pejabat desa atau dusun dan terletak di tengah pemukiman. Fungsinya yaitu sebagai tempat persidangan adat, seperti tempat diselesaikannya kasus pelanggaran hukum adat. Selain itu Bale Bonder digunakan sebagai tempat menaruh benda-benda bersejarah atau pusaka warisan keluarga. 

Bale Beleq Bencingah, Bale beleq diperuntukkan sebagai tempat kegiatan besar Kerajaan sehingga sering juga disebut “Bencingah.”  diantaranya pelantikan pejabat kerajaan, pengukuhan putra mahkota kerajaan dan para Kiai penghulu kerajaan, tempat penyimpanan benda pusaka kerajaan,

Bale Tajuk,. Bale Tajuk adalah sarana pendukung bagi rumah yang memiliki keluarga besar. Tempat ini digunakan sebagai tempat pertemuan keluarga besar dan pelatihan macapat takepan

Bale Gunung Rate, Bale Gunung Rate dan bale Balaq merupakan jenis hunian yang didirikan pada daerah dengan kondisi geografis tertentu. 
Bale Balaq bale Balaq didirikan berupa rumah panggung untuk menghindari bencana banjir.


Bale Kodongn   bale Kodong memiliki ukurann yang sangat kecil dan rendah,  tingginya kira – kira seukuran orang dewasa. Bale ini umumnya digunakan oleh orang lanjut usia yang tinggal bersama cucu-cucunya atau tempai para pengantin baru.

Tarian suku Lombok
Tarian Sasak Oncer
Tarian Sasak ROnce Kata ROnce berasal dari kata “Ngoncer” yang artinya berenang. Tari ini dinamakan demikian karena gerakan pokok tarian ini diambil dari gerakan ikan sepat yang berenang.Dalam bahasa Sasak disebut pepait ngoncer (ikan sepat berenang). Tari oncer sangat erat hubungannya dengan gamelan Gendang Beleq.
         Tari oncer adalah ciptaan Lain Muhammad Tahir dari desa Puyung Lombok Tengah pada tahun 1960. Tarian Oncer ciptaan Lalu Muhammad Tahir ini merupakan tarian bersama yang terdiri atas tiga kelompok, yaitu enam atau delapan orang pembawa kenceng disebut penari kenceng, dua orang pembawa gendang disebut penari gendang, dan sate orang pembawa petuk disebut penari petuk. Masing-masing kelompok membawakan gerakannya sendiri-sendiri.

Tarian suku Lombok
Tari Rudat
Tari Rudat adalah sebuah tari tradisional yang masih banyak terdapat di Pulau Lombok. Dibawakan oleh 13 penari yang berdandan mirip prajurit. Berbaju lengan panjang warna kuning, celana sebatas lutut warna biru, berkopiah panjang mirip Aladin warna merah yang dililit kain warna putih atau biasa disebut tarbus. Mereka dipimpin oleh seorang komandan yang mengenakan kopiah mirip mahkota, lengkap dengan pedang di tangan. Biasanya tarian ini dibawakan pada saat upacara khitanan, katam Al Quran, Maulid Nabi peringatan Isra Mi’raj, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya.Tari Rudat ditarikan sambil menyanyi dengan lagu yang melodi dan iramanya seperti lagu melayu. Syairnya ada yang berbahasa Arab dan ada pula yang berbahasa Indonesia.

Tarian suku Lombok
Tari Gandrung Lombok
Tari Gandrung Lombok Seperti yang dikatakan di atas, Tari Gandrung Lombok ini awalnya dipertunjukan sebagai bagian hiburan para prajurit saat pulang dari medan perang. Namun seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini kemudian menjadi tradisi bagi masyarakat di sana. Selain sebagai hiburan, tarian ini juga memiliki nilai seni dan nilai historis di dalamnya.

Tari Gandrung.Gandrung dalam pemahaman masyarakat Lombok, khususnya masyarakat Sasak adalah nama sebuah pertunjukan yang dilakukan seorang penari wanita yang diiringi seperangkat gamelan (sabarungan dalam istilah suku Sasak), puisi, dan nyanyian (dalam bahasa suku Sasak disebut lelakaq, sandaran) (R. Diyah Larasati, 1996:16). Pertunjukan Gandrung ini dilakukan dalam perayaan desa setelah masa panen padi. Gandrung menunjukkan suka cita dan harapan bersama masyarakat Sasak.

Pakaian adat suku Lombok
Lambung dan Pegon

Lambung dan Pegon. 
Pakaian adat Lambung untuk Wanita
Pakaian adat lambung adalah pakaian adat NTB yang digunakan khusus untuk wanita saat menyambut tamu dan dalam upacara adat mendakin atau nyongkol. Pakaian ini berupa baju hitam dengan kerah bentuk huruf “V”, tidak berlengan, dan berhias manik-manik di tepi jahitan.
bawahannya, digunakan kain panjang yang dibalut ke pinggang. Kain tersebut diberi motif bordir kotak atau segitiga di bagian tepinya. Untuk menguatkan balutan kain, digunakan sebuah sabuk anteng atau ikat pinggang berupa kain.

Pakaian adat Pegon untuk Pria
baju pegon khusus dikenakan oleh para pria. Baju ini dipercaya merupakan hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang terbawa ke NTB di masa silam. Bentuknya berupa jas hitam sama seperti jas biasa. Sementara untuk bawahannya, digunakan wiron atau cute yaitu bati bermotif nangka dari bahan kain pelung hitam. 
ada beberapa aksesoris lain yang digunakan untuk melengkapi keindahan pakaian Aksesoris tersebut antara lain ikat kepala bernama capuq yang bentuknya mirip udeng khas bali, ikat pinggang bernama leang yang berupa kain songket bersulam benang emas, dan keris yang diselipkan di samping atau di belakang ikat pinggan. Selain itu, khusus untuk para pemangku adat dikenakan juga selendang umbak berwarna putih, merah, hitam.




Lirik Lagu “KADAN NONGAK”

(LOMBOK)
Kadan nongak le’ kesambi’
Benang kata’ setekilan
Ado dende
Tajah onya’ de’ ne mati’
Payu sala’ kejarian
Ado dende
Mun Cempake si’ kembang sonda’
Sa’ sengake jari sahaba'
Ado dende

Kadan Nongak  merupakan lagu daerah yang berasal dari suku sasak di daerah Pulau Lombok. Lagu ini merupakan bentuk syair nasehat yang kerap menjadi didikan terhadap anak-anak di tingkat sekolah dasar.
berawal ketika seorang anak gadis (berasal dari keluarga Kerajaan Selaparang di pulau Lombok) yang tidak mendengar kata-kata kakaknya (beliau adalah seorang pangeran) sehingga mendapat ganjaran atas kesalahan yang diperbuatnya sehingga ibunya yang dilanda rasa iba dengan perilaku anaknya mencoba menasehati sang buah hati dengan cara menyairkannya.
Lagu ini kemudian menjadi sangat populer beriring dengan tobatnya sang Anak dan membudaya di masyarakat Lombok. Kini lagu tersebut telah menjadi salah satu lagu daerah di lombok

senjata pusaka suku LOMBOK


Tulup yaitu  senjata tradisional berburu Suku Sasak, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tulup terbuat dari kayu meranti yang dilubangi, berpeluru potongan-potongan seperti lidi dari pelepah pohon enau yang berupa seperti mata panah yang dimaksud ancar. Mata ancar umumnya diolesi toksin dari getah pohon tatar.                                                  by . arum suci blogg

Ditulis Oleh : Unknown // July 23, 2017
Kategori:

0 komentar: