Sunday, November 12, 2017

4 MAKAM BERTUAH YANG BERADA DI WISATA TROWULAN , MOJOKERTO


4 MAKAM BERTUAH YANG BERADA DI WISATA TROWULAN , MOJOKERTO

1.     Makam troloyo ( MAKAM Syekh Jumadil Qubro )


Syeh Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang merupakan bibit kawit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau Jawa.
Makam Troloyo terletak di Dukuh Sidodadi, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan. Kurang lebih dua kilo meter ke arah selatan perempatan Trowulan. Pada hari-hari tertentu, misal Jumat Legi, banyak orang berziarah ke sini.Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi Muhammad SAW.
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa.Setelah itu mereka berpisah yaitu Syekh Jumadil Qubro tetap berada di pulau Jawa, sedang Maulana Malik Ibrahim ke Champa, di sebelah selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan Kerajaan Campa.

2.     Makam putri campa Trowulan


Sebelum menuju makam Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) yang berada di bawah bangunan pelindung mirip pendopo, beberapa pohon tua yang terkesan angker tampak tumbuh di sebelah kanan jalan masuk.
Nama Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) tak bisa dilupakan dalam sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa. Istri Raja Majapahit Prabu Brawijaya V ini merupakan bibi dari Sunan Ampel dan ibu dari Raden Fatah, Sultan Demak pertama.Mayoritas umat Islam di Indonesia, sangat mengenal sosok Raden Fatah, sultan kerajaan Islam Demak pertama. Namun, Putri Campa ( PUTRI CEMPO )  dan Prabu Brawijaya V sering dilupakan umat Islam. Sebab, mereka tak pernah dianggap sebagai pemeluk Islam.
Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) sendiri dimakamkan di Dusun Unggahan, Desa Trowulan , Kecamatan Trowulan Mojokerto. Di pelataran makam ini, terdapat dua makam yang berada di posisi paling atas, yakni Makam Putri Campo dan Prabu Brawijaya V ( Damar Wulan ).Makam Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) sendiri ditandai dengan nisan hanya di bagian kepala saja. Sementara Prabu Brawijaya V ditandai dengan dua nisa di kaki dan kepala.
Putri Campa ini merupakan kuburan milik permaisuri raja terakhir Kerajaan Majapahit (Prabu Brawijaya). Sementara ahli sejarah Belanda bernama Drewes, 1966 : 362 menerangkan kalau makam itu milik ayahanda Raden Patah tapi karena diperlakukan sebagai layaknya seorang wanita maka dinamakan makam Putri Campa.

3.     Makam panjang Trowulan


Kabupaten Mojokerto terkenal dengan sejarah yang tak ada habisnya dengan berbagai kebudayaan dan seni yang dihadirkan salah satunya adalah Makam panjang yang hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.Menurut pendapat I Made Kusumajaya dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Kepurbakalaan Majapahit Di Daerah Trowulan” dalam Makam Panjang terdapat sebuah batu (prasasti) yang oleh warga sekitar dianggap batu nisan.
Batu prasasti itu bertuliskan Bahasa Jawa Kuno yang bunyinya : “pangadegning boddhi I saka 1203” yang maknanya kira-kira : berdirinya pohon bodi (beringin) pada tahun saka 1203.
Berdasar isi prasasti tersebut patut diragukan apakah dahulu di tempat tersebut pernah dimakamkan seseorang. Yang pasti bahwa pada tahun 1203 Ç (1281) telah ditanam pohon boddhi. Dalam sejarah agama Budha pohon Boddhi dihubungkan dengan pencapaian pencerahan oleh Sang Budha Gautama. Di jawa pohon boddhi disamakan dengan pohon beeringin (1917 : 77-82). Adapun maksud penanaman pohon boddhi/beringin berdasarkan data sejarah tidak berubah dari dahulu hingga sekarang yaitu untuk memperingati suatu peristiwa tertentu, dengan tujuan agar tercapai segala keinginan yang menjadi maksud dalam peringatan tersebut. Angka tahun 1203 Ç (1281) juga menunjukkan bahwa Trowulan telah dihuni sebelum Majapahit berdiri.
fersi masyarakt sekitar "" konon dari cerita para orang tua atau sesepuh yang berada di desa ter sebut bahwa dia menyebutnya bahwa makam panjang adalah sebuah gudang senjata pusaka jaman dulu , kemudian  menjadi makam atau tempat penguburan benda - benda pusaka , karena makam panjang bisa kita lihat secara logika dan bisa juga di katakan mustahil jika itu sebuah makam karena makam tersebut panjangnya bukan ukuran panjang manusia pada jaman majapahit ataupun jaman kita sekarang.

4.     Makam brawijaya 1 ( siti inggil )


Situs Siti Inggil berada di Dusun Kedungwulan, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan. Fisik situs berupa sisa pondasi sebuah bangunan kuno. Oleh penduduk sekitar bangunan ini dianggap keramat, sehingga di atasnya dibangun semacam sanggar pemujaan yang di dalamnya diyakini sebagai makam Raden Wijaya I. Kerajaan Mojopahit sendiri sebenarnya didirikan oleh seorang pria keturunan Kerajaan Singosari yang bernama Raden Wijaya. Pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka atau kalau dalam tanggal masehi tepat 12 November 1293.
pemakaman Siti Inggil..( atau orang penduduk asli Kedungwulan, Desa Bejijong mengatakan lemah geneng ,diartikan tanah yang tinggi ) konon cerita merupakan sebuah tempat persinggahan di mana pada waktu itu usai upagara ngaben  dan konon cerita ngaben mayat raden brawijaya yang di adakan di candi brahu yang di mana pada waktu itu ,para punggawa kerajaan majapahit membawa abu mayat dari prabu brawijaya.ADapun fersi lain mengatakan bahwa makam siti inngil adalah makam dan tempat pertapaan dari Raja I kerajaan Majapahit bernama Raden Wijaya.


Ditulis Oleh : Unknown // November 12, 2017
Kategori:

0 komentar: