4 MAKAM
BERTUAH YANG BERADA DI WISATA TROWULAN , MOJOKERTO
1.
Makam
troloyo ( MAKAM Syekh Jumadil Qubro )
Syeh Jumadil Kubro adalah salah seorang ulama besar yang
merupakan bibit kawit atau cikal bakal dalam penyebar agama Islam di pulau
Jawa.
Makam Troloyo terletak di Dukuh Sidodadi, Desa Sentonorejo,
Kecamatan Trowulan. Kurang lebih dua kilo meter ke arah selatan perempatan
Trowulan. Pada hari-hari tertentu, misal Jumat Legi, banyak orang berziarah ke
sini.Syekh Jumadil Qubro yang berasal dari Samarkand, Uzbekistan, Asia Tengah
ini, diyakini sebagai keturunan ke-10 dari al-Husain, cucu dari Nabi Muhammad
SAW.
Pada awalnya, Syekh Jumadil Qubro dan kedua anaknya, Maulana
Ibrahim Samarqandi dan Maulana Ishaq, datang ke pulau Jawa.Setelah itu mereka
berpisah yaitu Syekh Jumadil Qubro tetap berada di pulau Jawa, sedang Maulana
Malik Ibrahim ke Champa, di sebelah selatan Vietnam, yang kemudian mengislamkan
Kerajaan Campa.
2.
Makam putri
campa Trowulan
Sebelum menuju makam Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) yang berada
di bawah bangunan pelindung mirip pendopo, beberapa pohon tua yang terkesan
angker tampak tumbuh di sebelah kanan jalan masuk.
Nama Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) tak bisa dilupakan dalam
sejarah perkembangan Islam di tanah Jawa. Istri Raja Majapahit Prabu Brawijaya
V ini merupakan bibi dari Sunan Ampel dan ibu dari Raden Fatah, Sultan Demak
pertama.Mayoritas umat Islam di Indonesia, sangat mengenal sosok Raden Fatah,
sultan kerajaan Islam Demak pertama. Namun, Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) dan Prabu Brawijaya V sering dilupakan umat
Islam. Sebab, mereka tak pernah dianggap sebagai pemeluk Islam.
Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) sendiri dimakamkan di Dusun
Unggahan, Desa Trowulan , Kecamatan Trowulan Mojokerto. Di pelataran makam ini,
terdapat dua makam yang berada di posisi paling atas, yakni Makam Putri Campo
dan Prabu Brawijaya V ( Damar Wulan ).Makam Putri Campa ( PUTRI CEMPO ) sendiri
ditandai dengan nisan hanya di bagian kepala saja. Sementara Prabu Brawijaya V
ditandai dengan dua nisa di kaki dan kepala.
Putri Campa ini merupakan kuburan milik permaisuri raja
terakhir Kerajaan Majapahit (Prabu Brawijaya). Sementara ahli sejarah Belanda
bernama Drewes, 1966 : 362 menerangkan kalau makam itu milik ayahanda Raden
Patah tapi karena diperlakukan sebagai layaknya seorang wanita maka dinamakan
makam Putri Campa.
3.
Makam
panjang Trowulan
Kabupaten Mojokerto terkenal dengan sejarah yang tak ada
habisnya dengan berbagai kebudayaan dan seni yang dihadirkan salah satunya
adalah Makam panjang yang hingga kini masih dikeramatkan oleh masyarakat di
Dusun Unggahan, Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.Menurut
pendapat I Made Kusumajaya dalam bukunya yang berjudul “Mengenal Kepurbakalaan
Majapahit Di Daerah Trowulan” dalam Makam Panjang terdapat sebuah batu
(prasasti) yang oleh warga sekitar dianggap batu nisan.
Batu prasasti itu bertuliskan Bahasa Jawa Kuno yang bunyinya
: “pangadegning boddhi I saka 1203” yang maknanya kira-kira : berdirinya pohon
bodi (beringin) pada tahun saka 1203.
Berdasar isi prasasti tersebut patut diragukan apakah dahulu
di tempat tersebut pernah dimakamkan seseorang. Yang pasti bahwa pada tahun
1203 Ç (1281) telah ditanam pohon boddhi. Dalam sejarah agama Budha pohon
Boddhi dihubungkan dengan pencapaian pencerahan oleh Sang Budha Gautama. Di jawa
pohon boddhi disamakan dengan pohon beeringin (1917 : 77-82). Adapun maksud
penanaman pohon boddhi/beringin berdasarkan data sejarah tidak berubah dari
dahulu hingga sekarang yaitu untuk memperingati suatu peristiwa tertentu,
dengan tujuan agar tercapai segala keinginan yang menjadi maksud dalam
peringatan tersebut. Angka tahun 1203 Ç (1281) juga menunjukkan bahwa Trowulan
telah dihuni sebelum Majapahit berdiri.
fersi masyarakt sekitar "" konon dari cerita para
orang tua atau sesepuh yang berada di desa ter sebut bahwa dia menyebutnya
bahwa makam panjang adalah sebuah gudang senjata pusaka jaman dulu ,
kemudian menjadi makam atau tempat
penguburan benda - benda pusaka , karena makam panjang bisa kita lihat secara logika
dan bisa juga di katakan mustahil jika itu sebuah makam karena makam tersebut
panjangnya bukan ukuran panjang manusia pada jaman majapahit ataupun jaman kita
sekarang.
4.
Makam
brawijaya 1 ( siti inggil )
Situs Siti Inggil berada di Dusun Kedungwulan, Desa
Bejijong, Kecamatan Trowulan. Fisik situs berupa sisa pondasi sebuah bangunan
kuno. Oleh penduduk sekitar bangunan ini dianggap keramat, sehingga di atasnya
dibangun semacam sanggar pemujaan yang di dalamnya diyakini sebagai makam Raden
Wijaya I. Kerajaan Mojopahit sendiri sebenarnya didirikan oleh seorang pria
keturunan Kerajaan Singosari yang bernama Raden Wijaya. Pada tanggal 15 bulan
Kartika tahun 1215 Saka atau kalau dalam tanggal masehi tepat 12 November 1293.
pemakaman Siti Inggil..( atau orang penduduk asli
Kedungwulan, Desa Bejijong mengatakan lemah geneng ,diartikan tanah yang tinggi
) konon cerita merupakan sebuah tempat persinggahan di mana pada waktu itu usai
upagara ngaben dan konon cerita ngaben
mayat raden brawijaya yang di adakan di candi brahu yang di mana pada waktu itu
,para punggawa kerajaan majapahit membawa abu mayat dari prabu brawijaya.ADapun
fersi lain mengatakan bahwa makam siti inngil adalah makam dan tempat pertapaan
dari Raja I kerajaan Majapahit bernama Raden Wijaya.
0 komentar:
Post a Comment